Pantun Koruptor
doedoenk kaoem koesam
(Dibacakan WS Rendra ditengah Iwan Fals dan kawan-kawan menyanyikan
lagu HIO dalam konser Merdeka yang berlangsung di Leuwinanggung 16
Agustus 2008)
Kalau ada sumur di ladang
Jangan diintip gadis yang mandi
Koruptor akalnya panjang
Jaksa dan hakim diajak kompromi
Berburu ke padang datar
Mendapat janda belang di kaki
Koruptor sakit diijinkan pesiar
Uang rakyat dibawa lari
Berakit rakit ke hulu
Berenangnya kapan kapan
Maling kecil sakit melulu
Maling besar dimuliakan
Ur… Ur… Ur… Ur… Bada Ur…
Selendang sutra jingga
Aturan negara ngalor ngidul
Lantaran wakil rakyat korupsi juga
Hio… Hio… Hio… Hio…
Kura kura dalam perahu
Buaya darat didalam sedan
Wakil rakyat jangan ditiru
Korupsinya edan edanan
Si tukang riba disebut lintah darat
Si hidung belang disebut buaya darat
Pedagang banyak hutang itulah konglomerat
Mereka yang berhutang yang bayar lha kok rakyat?
Binatang bego itu kura kura
Binatang lamban juga kura kura
BBM naik rakyat sengsara
Uang bea cukai ditilep juga
Aduh aduh cantiknya si janda kembang
Sedang menyanyi si Jali Jali
Hujan emas di rantau orang
Hujan babu di negeri sendiri
Hio… Hio… Hio…
Ale… Ale… Ale…
Bakso… Bakso… Bakso…
Onde… Onde… Onde…
downloader's
popular posts
- 100 kata-kata bijak dalam lirik lagu iwan fals
- kumpulan pantun lucu bikin terbahak-bahak
- arti dalam lirik lagu iwan fals
- Iwan Fals vs Slank, Belum Ada yang Sedahsyat Mereka…
- FAKTA-FAKTA UNIK SANG LEGENDA : IWAN FALS ! CEKIDOT !
- MISTERI KEMATIAN GALANG RAMBU ANARKI
- Iwan Fals Dan Para Koruptor
- download Koleksi Lagu – lagu Langka Iwan Fals yang tidak diedarkan
- kisah cinta IWAN FALS dengan ROSSANA
- Al Khawarizmi: Bapak Algoritma dan Penemu Angka Nol
Puisi Iwan Fals
kisah cinta IWAN FALS dengan ROSSANA
Pernikahan Iwan dan Yos berjalan mulus nyaris tanpa persoalan berarti. Kebutuhan keluarga tercukupi, anak-anak pun tumbuh sehat sejahtera. Sampai akhirnya musibah datang pada 1997.
TAHUN itu, Galang Rambu Anarki, putra sulung Iwan dan Yos, meninggal dunia. Langit seakan runtuh. Galang yang disebut-sebut sebagai pangeran penerus jejak sang ayah, sangat cepat diambil Tuhan. Saat mengembuskan napas terakhirnya, personel band Bunga itu baru berusia 15 tahun.
Tahun pertama kepergian Galang, kesedihan pun menggelayuti hati pasangan itu. Tak jarang, Galang datang menghiasi mimpi Yos. Bahkan, sampai Yos ngelindur. “Itulah cobaan paling berat dalam hidup kami. Untungnya saya selalu kembali lagi ke agama. Saya atasi kesedihan ini dengan lebih mendekatkan diri pada Tuhan,” kata Yos.
Sampai akhirnya, Raya Rambu Rabbani lahir pada 2003, pada saat anak kedua mereka, Annisa Cikal Rambu Basae, berumur 18 tahun. Raya-lah yang kemudian menjadi pelipur lara Iwan dan Yos.
“Sejak enggak ada Galang, saya merasa lebih dekat dengan Iwan. Sangat berkesan. Sama berkesannya dengan kelahiran Raya. Saya merasa, kehadiran saya di dunia jadi lebih bermanfaat. Kalau tadinya hanya ngurusin Iwan terus, sekarang saya harus merawat Raya juga,” ujar Yos.
“Cikal sekarang sudah besar, sudah kuliah. Sesekali dia suka pulang malam. Iwan suka senewen, padahal saya pasti bilang kepada dia kalau Cikal akan pulang telat ke rumah. Saya lihat Iwan makin bertanggung jawab sebagai suami, ayah, dan manusia,” lanjut Yos.
Perubahan kecil juga dirasakan Iwan sejak kepergian Galang. “Belakangan saya merasa lebih tegas. Namun, soal agama, Yos lebih kuat. Dia selalu siap memenuhi semua kewajibannya. Di sisi lain, saya juga berusaha memberi apa yang saya punya untuk dia,” Iwan menyambung ucapan sang istri. Seperempat abad hidup bersama membuat Yos semakin bisa memahami Iwan meskipun dulu dan sekarang Iwan tidak terlalu banyak berubah.
“Akhir-akhir ini kita malah sering punya persamaan feeling. Di awal pernikahan dulu, seringnya enggak nyambung, salah duga, beda tebakan. Sekarang mulai ada persamaan. Apalagi, setelah Galang pergi,” timpal Iwan. Tahun ini usia Iwan akan mencapai 44 tahun. Meski demikian, ketua umum organisasi massa Orang Indonesia (OI) itu masih merasa muda. Detik demi detik perubahan fisik manusia, ia nikmati sebagai sebuah keindahan.
“Justru saya semakin penasaran. Di usia segini, saya suka loyo. Nah, setelah fase loyo, apa lagi nih? Ternyata, perhatian Yos juga enggak berubah. Dia makin bisa bikin saya penasaran,” kata Iwan, tanpa memerinci hal-hal yang membuatnya penasaran itu. “Saya bergairah terus sama Yos. Mudah-mudahan dia juga begitu. Saya selalu merasa baru menikah walaupun sudah lama. Senang aja jadinya. Kayak pacaran terus,” kata Iwan lagi.
Meski berani mengungkapkan perasaannya pada Yos, namun dalam sikap, Iwan tidak seromantis tembang-tembang cintanya. Makan malam berdua di bawah temaran cahaya lilin, misalnya, tak pernah sekalipun mereka lakukan. Cinta di hati keduanya hanya terpupuk lewat perhatian serta kepercayaan yang tinggi terhadap pasangan.
“Cinta kami tumbuh begitu saja sih. Alhamdulillahnya lagi, saya tidak mengalami persoalan ekonomi. Terkadang cinta kan juga butuh uang. Rumah tangga pun begitu. Rezeki kami ada saja, sehingga kami enggak bingung mencari kebutuhan sehari-hari,” tutur Iwan, yang menyerahkan semua urusan rumah tangganya kepada Yos.
Di samping persamaan, Yos dan Iwan juga memiliki perbedaan tabiat. Iwan yang terkesan temperamental dan meledak-ledak dalam membuat lirik lagu, ternyata cukup lembut pembawaannya. Bahkan tak jarang, ia bersikap manja pada sang istri. “Dulu kalau saya nyuapin Galang dan Cikal, dia enggak ketinggalan minta disuapin. Pokoknya, dia tuh termasuk suami yang selalu minta dilayani. Iwan juga lembut. Kalau kita lagi marahan, yang ngebanting pintu, istilahnya, itu saya. Iwan justru diam kalau lagi marah,” kata Yos.
“Kadang-kadang terpikir juga sih. Apalagi kalau lihat perempuan cantik, muda, wah …. Kemarin saya baru bilang, Yos boleh enggak ngelirik-lirik perempuan? Ternyata enggak boleh sama dia,” kelakar Iwan. Ungkapan jujur Iwan untuk membagi hatinya dengan perempuan lain boleh jadi hanya sebuah canda sebab semakin hari, cintanya pada Yos justru dirasa kian bertambah. Iwan sadar, kecantikan wanita bukan segala-galanya.
Iwan Fals vs Slank, Belum Ada yang Sedahsyat Mereka…
Resep Bugar Ala Iwan Fals
Virgiawan Listanto atau lebih populer disapa Iwan Fals telah
menorehkan karya yang fenomenal dalam dunia musik tanah air. Ratusan
lagu telah ia lahirkan. Bahkan sampai saat ini, Iwan tidak berhenti
untuk terus berkarya.
Lahir pada 3 September 1961, kini Iwan menapaki usia hampir setengah
abad. Sebuah usia yang tidak muda lagi. Tentu saja, mau tidak mau
kualitas vokalnya sebagai seorang musisi akan mengalami penurunan.
Lantas bagaimana pecinta olahraga karate ini mensiasatinya? "Sering
latihan aja, sering nyanyi, kalau serak biasanya saya pakai jeruk nipis
sama kecap dicampur. Minum kencur juga bagus," kata Iwan saat ditemui di
Studio Elang Perkasa Film, di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta
Timur.
Untuk menjaga aset berharga miliknya itu Iwan memang memilih cara yang
sederhana. Hanya jika dalam kondisi memaksa saja ia bersedia minum obat
dari dokter. "Kalau memang sudah serak benar mau apa lagi, ya pakai
antibiotik, pergi ke dokter," kata Iwan sambil tertawa.
Pria yang pernah menjadi cover majalah Time Asia ini tidak jarang
mendapat pertanyaan dari fansnya terkait suaranya yang tidak sekuat
dahulu. Tapi tentu saja ia tidak risau karena itu sesuatu yang alamiah.
"Kadang dibilang, 'Wah bang Iwan sudah nggak kuat suara tinggi lagi.'
Macam-macam orang-orang ngomongnya. Tapi manggung tetap jalan karena itu
kan rezeki, asal ada waktu dan saya bisa istirahat tentu saya ambil,"
kata Iwan.
Lalu, untuk persoalan menjaga stamina tubuh. Iwan juga punya resep
sendiri. Dia rajin karate untuk menjaga kebugaran tubuhnya. "Kan enak
bisa keluar keringat, tapi nggak bisa keras lagi," tambah Iwan.
Dalam seminggu, Iwan bisa berkarate sebanyak tiga kali. Selain itu kini
ia sudah disiplin memeriksakan diri ke dokter untuk check up kesehatan.
Sejak menginjak usia empat puluh tahun, Iwan sudah mulai rajin menjaga
kesehatan. Karenanya, begitu terasa lelah ia tidak ingin memaksakan
diri. "Setiap selesai tampil dan lelah, saya selalu istirahat dan tidur
secara teratur. Dan tidak lupa makan teratur," ujarnya. [VIVAnews] ***
Source: iwan-fals.blogspot.com
Iwan Fals Menanam Sayur, Buah, dan Padi di Sekitar Rumahnya
Di album terakhir Iwan Fals yang berjudul Keseimbangan, misalnya, Iwan lebih banyak menulis syair tentang pohon, tentang menanam, dan tentang pentingnya pohon bagi kehidupan.
Itu pula yang jadi perhatian dan kegelisahan Iwan selama beberapa tahun belakangan ini. Pentingnya menjaga lingkungan hidup dan gaya hidup yang serba alami sudah lama disadarinya. Gaya hidup alami itu tecermin dari segala aktivitasnya. Dalam menjaga kesehatan dan kebugaran, misalnya, selain tetap berolah raga, Iwan rajin mengonsumsi ramuan segar resep ibundanya, berupa minuman kunyit dan susu sapi.
Obat-obatan yang dikonsumsi Iwan juga lebih banyak herbal. Bahkan untuk kebutuhan sayur-mayur, Iwan Fals tak perlu belanja ke pasar. Iwan cukup memetiknya dari kebun di sekitar rumahnya kawasan Cimanggis, Bogor. Bukan hanya sayuran, buah-buahan dan tanaman obat-obatan juga banyak. Untuk buah-buahan, jenisnya lumanyan banyak. Dari mangga, jambu air, jambu biji, rambutan, jamblang, jeruk, pepaya, dan kelapa. Hampir setiap musim buah, Iwan juga panen buah. Sementara di kebun yang lain yang luasnya sekitar 10 hektar, Iwan juga menanam padi, jagung, dan palawija.
Gaya hidup Iwan yang alami ini, menurutnya, solusi dari banyak persoalan. “Banyak persoalan hidup bangsa dan dunia itu bisa diselesaikan dengan cara menanam pohon. Gaya hidup yang lebih pro lingkungan hidup sedikit banyak sangat membantu kelestarian alam. Yang pada gilirannya juga ikut memperpanjang umur bumi. Indonesia dikaruniai tanah yang subur. Ikan yang banyak. Kata Koes Plus, Indonesia itu tanah surga. Tongkat kayu jadi tanaman, lautannya kolam susu,” ungkap pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961 ini.
Dengan anugerah itu, mestinya kita bisa hidup serbakecukupan. Tapi kenapa kemiskinan masih banyak? Kenapa penganggur masih banyak? Karena menurutnya, Indonesia tidak mempertahankan jati diri sebagai negara yang hidup dengan bercocok tanam. Dengan kembali menjadi nelayan, petani, taraf hidup bisa naik. Sementara jarang yang berpikir tentang kebutuhan oksigen. Hutan ditebang, tanah kering kerontang, mengganggu keseimbangan alam.
Banyak keuntungan dari menanam pohon. Dengan menanam satu pohon saja, misalnya, berarti menyiapkan kebutuhan oksigen. Belum lagi dimanfaatkan buah, daun, dan kayunya. “Satu pohon bisa menyuplai oksigen untuk dua orang,” tutur Iwan. Pupuk yang digunakan untuk memupuk tanaman di sekitar rumahnya juga organik, kompos dan pupuk kandang.
Iwan Fals, Sekolah Belum Membuat Anak Jadi Kreatif
"Pernah saya punya pengalaman pribadi. Zaman anak saya belum sekolah. Berbakat sekali dalam musik. Bahkan ketika ditelepon itu bisa menjadi nada musik suaranya. Bikin ritme saat ngomong. Itu bisa, nyambung. Kita bermain dan lama. Tapi begitu mulai sekolah, hilang itu semua. Apa namanya itu? malu. Yang salah saya atau sekolahnya? Harusnya kan lebih berani," terang Iwan saat ditemui di rumahnya.
Iwan Fals bersama sejumlah Seto Mulyadi (Kak Seto) dan Yayasan Berkat Alfa Omega Indonesia, menggelar aksi sosial home schooling untuk anak jalanan di kediamannya, Leuwinanggung, Cimanggis, Depok, Selasa (21/7). Acara ini juga melibatkan Alena, salah satu selebritis yang memiliki perhatian pada pendidikan anak jalanan melalui home schooling.
Menghadapi anaknya itu penyanyi pemilik nama Virgiawan Listanto itu mengajak para orang tua untuk peduli pada hak-hak anak.
"Waktu sebelum sekolah begitu lepas dan peka, tapi begitu masuk sekolah kok mulai malu dan nggak pede, itu mungkin. Sesibuk apapun, untuk anak kasih waktu deh. Butuh kerja sama orang-orang dewasa," pungkasnya.
Cikal Tak Mau Ikuti Jejak Iwan Fals
Sebagai seorang ayah, menurut Cikal, Iwan Fals tidak pernah memaksakan anaknya untuk menjadi apa. Bahkan perempuan yang lulusan London School itu dan sempat sekolah khusus kuliner itu, mengaku tidak akan mengikuti jejak ayahnya sebagai penyanyi balada.
"Gue pikir papa nggak nyaranin dan nggak ngeharusin ngikutin dia, jadi gue bebas berekspresi," tegas perempuan kelahiran 3 Januari 1985 itu.
Cikal sendiri memiliki hobby menurun dari ayahnya, yakni menulis lagu. Namun dirinya lebih memilih lagu beraliran hip-hop, dan berencana merilis karya-karya tersebut.
"Gue emang suka bikin lagu, tapi nggak seperti lagu papa, gue lebih idealis sendiri seperti hip hop. Ada rencana ke depan gue ingin bikin lagu hip hop," pungkasnya. (kpl/gum/dar)
MISTERI KEMATIAN GALANG RAMBU ANARKI
Asal-Usul Logo OI
Logo dan bendera Oi telah menjadi magis.
Tak hanya dalam konser Iwan Fals, bahkan bendera Oi seringkali
berkibar-kibar dengan perkasa di saat konser penyanyi lain. Logo Oi
sudah menjadi identitas bagi mereka yang mencintai karya-karya Iwan
Fals, juga bagi mereka yang menjadikan kesenian sebagai salah satu
sarana untuk memaknai kehidupan, untuk menemukan makna kehidupan.
Logo Oi memiliki format standar. Dalam beberapa kesempatan sering
ditemui logo Oi yang tidak standar. Format standar logo Oi dapat diklik
pada gambar logo Oi untuk memperbesar.
Lomba Desain Logo Oi yang diselenggarakan oleh Yayasan Orang
Indonesia (YOI) diikuti ratusan peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999 di
Desa Leuwinanggung No 19, Cimanggis, Depok, Jawa Barat (Kediaman Iwan
Fals) pada hari Minggu (15/8/1999) dan Senin (16/8/1999). Setiap peserta
maksimal membawa 2 buah karya logo Oi.
Dalam Lomba Desain Logo Oi terpilih 2 Logo Oi karya HiO Ariyanto dari
Oi Bento House Solo sebagai Juara I dan II. Penentuan pemenang Lomba
Logo Oi sebagai Juara I dan II ditentukan oleh para peserta Peserta
Silaturahmi Nasional Oi 1999 melalui polling dan pemilihan oleh semua
peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999.
Logo Oi karya HiO Ariyanto yang mendapat Juara I, mulai 16 Agustus
1999 (bertepatan dengan Hari Jadi Oi) dipergunakan sebagai logo resmi
Organisasi Penggemar Iwan Fals atau biasa disebut Oi. Selain itu, dalam
Silaturahmi Nasional Oi 1999 Lagu “Oi” karya Digo Dzulkifli dari Oi
Bandung terpilih sebagai Pemenang Lomba Cipta Lagu Mars Oi. Dan
ditetapkan sebagai Lagu Mars Oi.
- dikutip dari beberapa sumber.
IWAN FALS: Legenda Hidup Musik Tanah Air
FAKTA-FAKTA UNIK SANG LEGENDA : IWAN FALS ! CEKIDOT !
hehe,itu kata" yang terlintas dari lagu beliau dan juga menjadi salah satu judul film tentang beliau tahun 1985..
nah agan-agan ane sekarang mau buat trit tentang fakta-fakta unik tentang beliau..
yah apabila repost ya maafkan ane ya gan
jadi mari kita mulai saja gan
Quote:1. Beberapa Kali Ganti Nama
Sebelum tenar dengan nama Iwan Fals, beliau beberapa kali mengganti ejaan nama. Pada 1979 pada album Canda Dalam Nada dengan ejaan IWAN FALES. Kemudian berubah menjadi IWAN FALLS, sebelum kemudian menjadi IWAN FALS sampai sekarang.
2. Nama Islam Iwan Fals
Dalam perjalanan Extraligi di Jawa tahun 2011, Iwan Fals diberi nama Islam oleh salah satu pimpinan pondok pesantren. Muhammad ridwan Al Falsabi,Inilah nama yang diberikan. Selain memberi nama, Iwan Fals juga diberi lahan atau semacam tanah wakaf jika akan mendirikan pesantren dan pesantren itu akan diberi nama Pesantren AL FALS.
3. Oi Bukan Singkatan ‘Orang Indonesia’
Untuk mewadahi penggemar dibentuk Oi dengan badan hukum sebagai ormas. Karena Oi berada di bawah naungan Yayasan Orang Indonesia, banyak yang mengartikan Oi adalah singkatan dari Orang Indonesia. Padahal Oi diambil dari kata seruan Iwan Fals saat menyapa penggemarnya. Karena tidak hafal nama-nama penggemarnya, dia menyapa dengan “Oi…”
4. Pernah Bikin Partai
Terinspirasi kehidupan para tikus got yang hidup di tempat kumuh, diburu, dibunuh, dan dimusuhi, tetapi tetap bertahan dan terus berkembang biak. Iwan Fals mencetuskan berdirinya sebuah partai. Partai Tikus Got, namanya. Didirikan pada tahun 1998 dan partai ini tidak penah ikut pemilu karena tidak pernah didaftarkan.
5. Tidak Boleh Ada Nama Produk Diatas Panggung
Iwan Fals tidak pernah mengijinkan nama produk apapun di panggungnya. Bahkan nama produk sponsor pun hanya diijinkan maksimal di depan bawah panggung. Merk alat musik pun ditempel lakban. Ini karena beliau memegang prinsip panggung adalah wilayah seniman.
6. Lupa Memainkan Harmonika Di Album 'Manusia ½ Dewa'
Album Manusia ½ Dewa yang diedarkan tahun 2003 menampilkan nyanyian Iwan Fals yang hanya diiringi gitar bolong. Ternyata beliau lupa memainkan harmonikanya dan kesalahan ini baru disadari ketika album sudah siap edar. Akhirnya album ini tetap tanpa iringan harmonika.dan tetap asyikkk.
7. Pernah Akan Membakar Master Album 'Hijau'
Karena marah lantaran persyaratan dari sebuah perusahaan rekaman, Iwan Fals mengancam akan membakar master album ini.
9. Salah Tulis Di Cover Album 'Sumbang'
Pada album Sumbang ada sebuah lagu yang berjudul “Jendela Kelas”. Tapi dalam cover tertulis “Jendela Kelas 1”. Ternyata angka 1 adalah nomer urut lagu. Tapi dengan judul baru ini ternyata isi lagu malah lebih mengena.
10. Lagu Annisa Tidak Ada Tapi Ikut Tertulis Di Cover Kaset
Pada album Aku Sayang Kamu yang pertama, tertulis judul lagu Annisa. Ternyata dalam kaset tak pernah ada lagu tersebut. Lagu Annisa memang sudah direkam dan masuk master. Tapi entah kenapa ‘kelupaan’ dimasukkan ke album ini.
Nah segitu dulu nih gan yang ane bisa kasih,kalo boleh dong dibagi
tapi jangan dikasih
nanti ane apdet kalo ada bahan lagi ya gan
11. Membintangi Film Dengan Proses Produksi Terlama
Film ‘Kantata Takwa’ garapan Eros Djarot dan Gotot Prakosa tercatat menjadi film dalam negeri dengan proses terlama yaitu 17 tahun. Proses film ini dimulai tahun 1991 dan selesai 2008. Iwan Fals beradu akting dengan teman-teman di SWAMI dan KANTATA TAKWA dalam film dengan balutan teatrikal dan musikal ini.
12. Konser Dengan Penonton Terbesar
Konser Kantata Takwa tahun 1991 di Stadion Utama Senayan tercatat konser dengan penonton terbanyak di Indonesia, yang belum terpecahkan. Tercatat 150 ribu penonton memadati stadion. Bahkan ada yang naik ke atap stadion (apa yang bisa dilihat dari atap ya? ). Selain jumlah penonton yang spektakuler, konser ini juga menggunakan tata cahaya yang spektakuler pada masa itu. Tata cahaya ini pertama kali digunakan dalam konser musik dalam negeri dan kualitasnya sama dengan yang dipakai grup band Metallica. Suasana penontonpun tak kalah spektakuler. Histeria penonton terlihat sepanjang pertunjukan. Bahkan ada seorang penonton yang pingsan dengan kepala bocor kena lemparan sebotol bir yang masih penuh. Fanatisme memang selalu berdekatan dengan kehebohan.
13. Memukul Penggemar
Pada konser Kantata Takwa - Samsara tahun 1998, saat dinyanyikan lagu Asmaragama situasi sudah tak terkendali. Puluhan penonton naik panggung dan ada yang berusaha memeluk idola. Merasa terganggu dengan ulah penggemar ini, Iwan Fals yang dalam posisi menyanyi memukulnya. Kontan saja sang penggemar tersungkur dan langsung tahu diri dan lari menepi. Dalam konser ini keamanan dinilai terlambat datang. Bagaimana tidak, keamanan datang beberapa jam sebelum konser dimulai. Padahal penonton sudah berdatangan 2 hari sebelumnya. Penonton dari daerah datang beberapa hari sebelumnya dan mendirikan tenda di sekitar panggung pada lokasi yang seharusnya steril. Beginilah jika fanatisme sudah memuncak.
14. Asal Usul Memakai Peci Saat Konser Kemanusiaan Di Lebak Bulus 1993
Saat akan naik panggung Iwan Fals akan mengikat rambut dengan karet, dua kali karet putus. Saat akan mengikat dengan karet ketiga dia berkata, “kalo ini putus lagi berarti karena kalian”, kepada penonton. Karet pun putus dan disambut teriakan histeris dari penonton. Akhirnya salah seorang panitia meminjamkan peci yang dikenakan sepanjang konser. Kata-kata yang masih teringat adalah saat terjadi sedikit kericuhan.Iwan Fals berteriak, “ sambil nunggu magrib jangan berkelahi! ”
15. Asal Usul Memakai Sarung Pada Konser Jambore Oi 2000
Saat akan naik panggung celananya basah ketumpahan kopi. Akhirnya dia pinjam sarung panitia untuk mengganti celananya. Habis panitia gak ada yang bersedia meminjamkan celana.
16. Dapat Uang Receh Satu Ember Dari Penonton
Saat konser di Bandung di tahun 90-an Iwan Fals menyanyikan lagu ‘Pesawat Tempur’ pada syair "…Penguasa… Penguasa…. Berilah hambamu uang…." Maka secara spontan penonton melempar koin ke panggung. Saat konser usai panitia mengumpulkan koin tersebut dan terkumpul satu ember.
17. Main Dengan Gitar 4 Senar
Saat mengisi suatu acara di Semarang dua senar gitarnya putus dan pertunjukan tetap berlanjut dengan hanya memainkan gitar dengan 4 senar. Padahal Iwan Fals tampil sendirian dan tanpa band pengiring. Hanya diiringi petikan gitar dan tiupan harmonika. Tapi penonton tetap antusias sampai acara bubar.
18. Tidak Mau Difoto Untuk Cover Album Hijau
Dik Doang yang dipercaya menggarap cover album ini dibikin pusing karena Iwan Fals tak mau menuruti arahannya saat akan diambil gambar. Alhasil dia cuma bisa mengambil gambar Iwan Fals saat melingkarkan jari di mata seperti orang sedang meneropong. "Mau difoto malah ngeledek",gumam Dik Doang.
19. Pada Album ‘Anak Wayang’, Isi Side A Sama Dengan Isi Side B
Ada seorang kawan dibuat malu oleh keadaan ini. Setelah beli kaset di toko dan diputar di rumah ternyata isi kaset side A sama dengan site B. Kemudian dia kembali ke toko untuk komplain. Dia bilang ini kaset palsu. Setelah diklarifikasi ternyata memang side A sama dengan side B. Dia pun keluar toko dengan menanggung malu hahaha.
20. Ada Banyak Lagu Yang Tidak Beredar
Iwan Fals punya puluhan lagu yang tidak diedarkan. Lagu ini kebanyakan derekam baik oleh Iwan Fals sendiri ataupun oleh para penggemar. Dulu Iwan Fals terkenal sangat dekat dengan penggemar dan dia sering memamerkan lagu barunya. Sebagian penggemar merekamnya dan sekarang menjadi koleksi langka bagi penggemar fanatiknya. Sebagian didapat dari “mencuri” pada saat pembuatan master yang tidak jadi diedarkan. Bahkan Iwan Fals pun sudah lupa kalo pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut. Beberapa judul lagu beliau yang tidak beredar seperti Kapal Bau Pesing,Pola Hidup Sederhana,Mbak Tini,Paman Zam,dan masih banyak lagi.