Puisi Iwan Fals

mulai dipasang 8 juli 2012 - berakhir Tanggal 8 November 2012


Pantun Koruptor
doedoenk kaoem koesam
(Dibacakan WS Rendra ditengah Iwan Fals dan kawan-kawan menyanyikan lagu HIO dalam konser Merdeka yang berlangsung di Leuwinanggung 16 Agustus 2008)
Kalau ada sumur di ladang
Jangan diintip gadis yang mandi
Koruptor akalnya panjang
Jaksa dan hakim diajak kompromi
Berburu ke padang datar
Mendapat janda belang di kaki
Koruptor sakit diijinkan pesiar
Uang rakyat dibawa lari
Berakit rakit ke hulu
Berenangnya kapan kapan
Maling kecil sakit melulu
Maling besar dimuliakan
Ur… Ur… Ur… Ur… Bada Ur…
Selendang sutra jingga
Aturan negara ngalor ngidul
Lantaran wakil rakyat korupsi juga
Hio… Hio… Hio… Hio…
Kura kura dalam perahu
Buaya darat didalam sedan
Wakil rakyat jangan ditiru
Korupsinya edan edanan
Si tukang riba disebut lintah darat
Si hidung belang disebut buaya darat
Pedagang banyak hutang itulah konglomerat
Mereka yang berhutang yang bayar lha kok rakyat?
Binatang bego itu kura kura
Binatang lamban juga kura kura
BBM naik rakyat sengsara
Uang bea cukai ditilep juga
Aduh aduh cantiknya si janda kembang
Sedang menyanyi si Jali Jali
Hujan emas di rantau orang
Hujan babu di negeri sendiri
Hio… Hio… Hio…
Ale… Ale… Ale…
Bakso… Bakso… Bakso…
Onde… Onde… Onde…

kisah cinta IWAN FALS dengan ROSSANA

mulai dipasang 8 juli 2012 - berakhir Tanggal 8 November 2012

“Gue Seneng Sama Elo! Coba Pacaran, Yuk!”
Musik adalah hidup Iwan Fals. Lewat musik, lelaki bernama asli Virgiawan Listianto itu bertemu belahan jiwanya, Rosanna atau yang akrab disapa Yos.
IWAN bukan orang yang pandai bercerita, terutama mengenai peristiwa yang sudah puluhan tahun lalu terjadi. Meski sekelumit kisahnya masih melekat dalam pikiran, Iwan tak mampu mengurai secara detail cerita cintanya bersama Yos.“Soalnya sudah lama banget. Saya sudah lupa detail ceritanya,” kata Iwan, membuka perbincangan di rumahnya yang luas di Desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Menerawang ke masa lalu, ayah tiga anak itu coba mengulang memori pertemuan pertamanya dengan Yos di kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ), yang terjadi 27 tahun silam. Kala itu, Iwan sedang mengikuti Festival Musik Humor yang diselenggarakan mahasiswa IKJ. Ia tampil solo memainkan gitar dan harmonika. Sementara Yos, yang mahasiswi jurusan Seni Rupa di kampus tersebut, adalah salah seorang panitia festival.
“Saya masih ingat, waktu itu Yos pakai topi kayak Pak Tino Sidin. Dia kan anak Seni Rupa. Topinya juga banyak benderanya,” kenang Iwan, seraya tersenyum. Penampilan Yos yang trendi dan cenderung maskulin menggetarkan dawai hati Iwan. Iwan yang saat itu masih menyandang predikat siswa kelas tiga SMAN 26 Jakarta mengaku tertarik melihat sosok wanita kelahiran 1960 itu.
“Senang aja lihat dia kayak laki-laki. Ditambah lagi, sejak pertama bertemu, dia sudah memberi perhatian pada saya,” ujar Iwan tanpa bermaksud menyombongkan diri. Sementara itu, diam-diam Yos pun memerhatikan sosok pemuda yang telah tercuri hatinya oleh penampilannya yang maskulin. Belakangan Yos tahu, ketertarikannya itu lebih didasari oleh minatnya terhadap lagu-lagu Iwan.
Sejak dulu, Iwan dikenal sebagai musikus pengusung tembang-tembang country dan balada. Pada acara festival itu pula, lelaki kelahiran Jakarta, 3 September 1961 itu sempat memberi Yos sekeping kaset yang berisi demo suaranya. Baru tiga tahun kemudian, suara emas Iwan itu direkam dalam tiga album sekaligus, yakni Serenade Kembang Pete, Frustrasi, dan Sarjana Muda.
Walaupun gadis yang disukainya adalah seorang mahasiswi, Iwan tidak merasa minder. Benih-benih asmara yang mulai muncul, ia biarkan bersemi hingga tumbuh menjadi seuntai cinta.“Masalah cinta kan enggak ada batas usianya. Kita ketemu, terus dianya kelihatan memberi perhatian, saya langsung penalti saja; coba pacaran yuk! Ternyata bisa berjalan tiga tahun. Cuma, kalau ditanya detail proses pacarannya bagaimana, saya lupa. Sudah lama banget kan tuh,” kata Iwan, yang mengaku deg-degan jika harus menggenggam tangan Yos.
Masa pacaran tiga tahun berjalan bukan tanpa hambatan. Di antara waktu tersebut, Yos rupanya sempat kepincut pria lain. Iwan mengetahui hal itu. Namun, putra pasangan Haryoso dan Lies ini tak pernah menyurutkan cintanya pada Yos. Di sisi lain, Iwan juga tahu Yos masih menaruh minat padanya. Sampai akhirnya Iwan nekat melamar Yos yang kala itu sudah memiliki kekasih baru.
“Saya merasa terhormat ketika saya ajak dia menikah, dia mau, padahal kan Yos sudah punya pacar. Saya bilang: ‘aku cuma bisa ngamen nih. Enggak ada cara lain untuk hidup, berani enggak?’ Eh, dia bilang berani. Hal itulah yang kemudian saya jadikan amanat buat saya menjaga hubungan kami.”
Iwan mengingat jawaban ‘ya’ dari Yos sebagai hal paling indah dari masa mudanya. “Soalnya, pasti berat untuk Yos memutuskan satu di antara dua lelaki. Saya sih maju terus walaupun dia sudah punya pacar. Rezeki enggak ke mana. Semua kan tergantung Yos. Saya hanya mengungkapkan perasaan saya saja. Saya cinta dia, saya ungkapkan. Saya bilang, ‘gue seneng sama elo!’ Gitu aja,” cerita Iwan, yang tak ingat lagi tanggal pernikahannya.
Buat Iwan, Yos bisa dibilang cinta pertamanya. Di masa mudanya, Iwan hampir tak punya pengalaman pacaran dengan gadis lain selain istrinya sekarang. Maka itu, ketika ditanya alasan dia memilih Yos, lelaki yang gemar olahraga karate itu tak mampu menjawab.
“Saya enggak tahu kelebihan Yos dibanding perempuan lain. Saya kan enggak pernah tahu (perempuan) yang lain. Mungkin karena nafsu saya terpenuhi di Yos. Pikiran saya, perasaan saya, negatif-positif saya, semua terpenuhi di dia,” kata Iwan. Kini, Iwan dan Yos sudah melalui 25 tahun usia pernikahan mereka. Iwan mengaku, cintanya pada sang istri masih sama seperti ketika keduanya pacaran.
“Saya baru merasakan, ternyata kita ini hidup. Banyak keajaiban yang terjadi setiap hari. Saya sendiri takjub, kok bisa ya tahan 25 tahun di saat pasangan lain baru tiga tahun kimpoi, cerai. Saya bersyukur juga karena memang pernikahan ini indah. Kalau enggak indah, ngapain nikah.”
“Saya selalu bilang ke Yos, sekarang saya menyayangi kamu. Besok enggak tahu. Enggak berani janji dong saya. Eh, ternyata besok tuh sampai 25 tahun,” kata Iwan lagi.
Cinta Makin Kuat Setelah Cobaan Itu Datang
Pernikahan Iwan dan Yos berjalan mulus nyaris tanpa persoalan berarti. Kebutuhan keluarga tercukupi, anak-anak pun tumbuh sehat sejahtera. Sampai akhirnya musibah datang pada 1997.
TAHUN itu, Galang Rambu Anarki, putra sulung Iwan dan Yos, meninggal dunia. Langit seakan runtuh. Galang yang disebut-sebut sebagai pangeran penerus jejak sang ayah, sangat cepat diambil Tuhan. Saat mengembuskan napas terakhirnya, personel band Bunga itu baru berusia 15 tahun.
Tahun pertama kepergian Galang, kesedihan pun menggelayuti hati pasangan itu. Tak jarang, Galang datang menghiasi mimpi Yos. Bahkan, sampai Yos ngelindur. “Itulah cobaan paling berat dalam hidup kami. Untungnya saya selalu kembali lagi ke agama. Saya atasi kesedihan ini dengan lebih mendekatkan diri pada Tuhan,” kata Yos.
Jika rindu kepada Galang melanda, Yos hanya bisa menumpahkan air mata. “Iwan sih enggak ngomong atau menasihati apa pun pada saya. Karena kita berdua hobi baca, untuk menenteramkan hati, biasanya kita sama-sama baca buku saja. Kalau tiba-tiba saya tidur, ngelindur soal Galang, paling Iwan memeluk saya. Enggak ngomong apa-apa, karena kalau bicara kan kadang-kadang malah salah,” tutur Yos.
Tak lama setelah Galang meninggal, berturut-turut Iwan juga kehilangan ayah serta seorang saudaranya. Rasa kehilangan itu datang bertubi-tubi dan dirasakan sangat berat baginya. “Tapi, saya sadar, semua manusia pasti akan kehilangan orang yang mereka sayangi,” kata Iwan.
Tak ingin berduka terus-menerus, Iwan dan Yos melanjutkan kembali kehidupan mereka.
Sampai akhirnya, Raya Rambu Rabbani lahir pada 2003, pada saat anak kedua mereka, Annisa Cikal Rambu Basae, berumur 18 tahun. Raya-lah yang kemudian menjadi pelipur lara Iwan dan Yos.
“Sejak enggak ada Galang, saya merasa lebih dekat dengan Iwan. Sangat berkesan. Sama berkesannya dengan kelahiran Raya. Saya merasa, kehadiran saya di dunia jadi lebih bermanfaat. Kalau tadinya hanya ngurusin Iwan terus, sekarang saya harus merawat Raya juga,” ujar Yos.
“Cikal sekarang sudah besar, sudah kuliah. Sesekali dia suka pulang malam. Iwan suka senewen, padahal saya pasti bilang kepada dia kalau Cikal akan pulang telat ke rumah. Saya lihat Iwan makin bertanggung jawab sebagai suami, ayah, dan manusia,” lanjut Yos.
Perubahan kecil juga dirasakan Iwan sejak kepergian Galang. “Belakangan saya merasa lebih tegas. Namun, soal agama, Yos lebih kuat. Dia selalu siap memenuhi semua kewajibannya. Di sisi lain, saya juga berusaha memberi apa yang saya punya untuk dia,” Iwan menyambung ucapan sang istri. Seperempat abad hidup bersama membuat Yos semakin bisa memahami Iwan meskipun dulu dan sekarang Iwan tidak terlalu banyak berubah.
“Iwan tetap Iwan yang saya kenal. Secara fisik dia berubah, tapi itu kan pasti dialami semua orang. Tambah umur, dia justru semakin matang dan sabar menghadapi persoalan apa pun. Musibah dalam keluarga selalu kami kembalikan pada nilai-nilai agama. Itu yang membuat kita yakin, yang terbaik adalah menghadapi semua persoalan,” tutur Yos.
“Akhir-akhir ini kita malah sering punya persamaan feeling. Di awal pernikahan dulu, seringnya enggak nyambung, salah duga, beda tebakan. Sekarang mulai ada persamaan. Apalagi, setelah Galang pergi,” timpal Iwan. Tahun ini usia Iwan akan mencapai 44 tahun. Meski demikian, ketua umum organisasi massa Orang Indonesia (OI) itu masih merasa muda. Detik demi detik perubahan fisik manusia, ia nikmati sebagai sebuah keindahan.
“Justru saya semakin penasaran. Di usia segini, saya suka loyo. Nah, setelah fase loyo, apa lagi nih? Ternyata, perhatian Yos juga enggak berubah. Dia makin bisa bikin saya penasaran,” kata Iwan, tanpa memerinci hal-hal yang membuatnya penasaran itu. “Saya bergairah terus sama Yos. Mudah-mudahan dia juga begitu. Saya selalu merasa baru menikah walaupun sudah lama. Senang aja jadinya. Kayak pacaran terus,” kata Iwan lagi.
Meski berani mengungkapkan perasaannya pada Yos, namun dalam sikap, Iwan tidak seromantis tembang-tembang cintanya. Makan malam berdua di bawah temaran cahaya lilin, misalnya, tak pernah sekalipun mereka lakukan. Cinta di hati keduanya hanya terpupuk lewat perhatian serta kepercayaan yang tinggi terhadap pasangan.
“Cinta kami tumbuh begitu saja sih. Alhamdulillahnya lagi, saya tidak mengalami persoalan ekonomi. Terkadang cinta kan juga butuh uang. Rumah tangga pun begitu. Rezeki kami ada saja, sehingga kami enggak bingung mencari kebutuhan sehari-hari,” tutur Iwan, yang menyerahkan semua urusan rumah tangganya kepada Yos.
Di samping persamaan, Yos dan Iwan juga memiliki perbedaan tabiat. Iwan yang terkesan temperamental dan meledak-ledak dalam membuat lirik lagu, ternyata cukup lembut pembawaannya. Bahkan tak jarang, ia bersikap manja pada sang istri. “Dulu kalau saya nyuapin Galang dan Cikal, dia enggak ketinggalan minta disuapin. Pokoknya, dia tuh termasuk suami yang selalu minta dilayani. Iwan juga lembut. Kalau kita lagi marahan, yang ngebanting pintu, istilahnya, itu saya. Iwan justru diam kalau lagi marah,” kata Yos.
Saling Menghormati jika Pasangan Cemburu
Hidup bersama seorang superstar seperti Iwan bukan hal mudah. Terlebih ketika fenomena groupies, kelompok penggemar fanatik, wanita kian menjamur. Kecemburuan Yos bertambah kala melihat fans wanita Iwan yang agresif.
IWAN pun sesungguhnya termasuk pria pencemburu. Ia tak berusaha menampik perasaan itu dengan berpura-pura cuek terhadap pasangan. Cemburu, bilang cemburu. Meski kemudian ia harus bertengkar hebat dengan istrinya. “Saya cemburuan, Yos juga cemburuan. Tapi, saya bisa menghormati kecemburuan dia. Ternyata asyik juga kok cemburu. Ada rasa deg-degan-nya, he, he, he …,” ujar Iwan.
Iwan bukan tak menyadari fans wanitanya banyak dan bahkan ada yang menuntut lebih darinya. Namun, sejauh ini ia mengaku masih bisa mengendalikan emosi. Sesekali pernah juga tebersit keinginan penyuka olahraga karate itu berpoligami. Sayang, Yos tidak mengizinkan.
“Kadang-kadang terpikir juga sih. Apalagi kalau lihat perempuan cantik, muda, wah …. Kemarin saya baru bilang, Yos boleh enggak ngelirik-lirik perempuan? Ternyata enggak boleh sama dia,” kelakar Iwan. Ungkapan jujur Iwan untuk membagi hatinya dengan perempuan lain boleh jadi hanya sebuah canda sebab semakin hari, cintanya pada Yos justru dirasa kian bertambah. Iwan sadar, kecantikan wanita bukan segala-galanya.
“Kecantikan bukan dilihat dari fisik saja kok. Kalau ukurannya hanya itu, berapa banyak perempuan yang cantik? Kecantikan ternyata ada di balik kerutan, dari tulang yang mulai sakit, atau pada situasi menjelang menopause. Itu juga kan keajaiban dan harus disyukuri. Apa yang saya dapat dari Yos sudah lebih dari cukup,” kata musikus yang menghabiskan masa sekolahnya di Bandung, Jawa Barat.
Tak ada dalil khusus yang diterapkan Iwan, menjaga bunga cintanya pada sang istri tetap mekar sepanjang masa. Seperti lirik-lirik lagunya, Iwan lebih suka membiarkan semua mengalir bagai air, tanpa ada janji-janji yang muluk. “Tinggal bagaimana kita menyirami benih-benih yang sudah Tuhan kasih. Ini ladang kita, bisa enggak kita rawat? Rasa bosan pasti ada dan saya yakin Yos pun bosan sama saya. Tapi, kita terima saja kebosanan itu sebagai rahmat. Kalau mengutip ucapan Aa Gym, jadikan keluarga sebagai ladang amal kita,” kata Iwan bijak.
Di usianya yang semakin senja, Iwan justru terlihat semakin tampan. Penilaian ini banyak dikemukakan oleh para penggemarnya. Menanggapi hal tersebut, Yos hanya bisa mengucap syukur. Begitu pun ketika fans wanita Iwan berlaku sedikit mesra pada sang musikus.
“Dibilang terusik, pasti terusik. Tapi, enggak apa-apalah. Alhamdulillah saja karena berarti saya masih dikasih kesempatan bersama Iwan dan dia tidak tergoda,” ucap wanita berjilbab itu. Yos berharap, cobaan berupa orang ketiga yang berpotensi merusak rumah tangga mereka tidak akan terjadi. Untungnya lagi, Yos kini juga bertindak sebagai manajer Iwan. Jadi, ke mana pun sang suami pergi, Yos pasti ikut mendampingi.
“Dengan mendampingi dia dalam tim manajemen, saya jadi lebih mengerti. Kalau dulu kan saya di rumah, enggak ikut Iwan. Saya selalu punya pikiran sendiri, ‘wah lagi ngapain ya dia?’ Berhubung sekarang saya manajernya, ke mana pun Iwan pergi, saya ikut. Kalau ada fans perempuan melukin dia, saya bisa lihat dengan mata kepala sendiri. Saya lihat bagaimana reaksinya. Kalau Iwan kecentilan, pulangnya langsung saya labrak. Tapi, kalau Iwan dalam posisi enggak bisa menolak, saya tetap mengerti kok,” tutur Yos.
Yos percaya Iwan setia padanya. Begitu pun sebaliknya, sebab pasangan yang menikah di Garut, Jawa Barat, ini mengaku, sama-sama takut pada Tuhan. “Kita kan punya salat lima waktu. Pada saat zuhur, kita melakukan sesuatu yang tidak baik, ada kesempatan di waktu ashar untuk mengucap istighfar, dan memohon petunjuk bagaimana sebaiknya saya bersikap setelah ini,” kata Yos, yang mengaku sangat terbuka pada Iwan.
Di mata Yos, Iwan bukan suami yang mampu bersikap romantis, seperti cerita dalam film ataupun sinetron. Romantis versi Iwan lebih merujuk pada perhatian superekstra terhadap pasangan. “Buat saya, Iwan sangat romantis, tapi enggak seperti di buku atau film. Misalnya dia lagi melakukan tur musik. Di sela-sela jadwalnya, dia masih suka mengingatkan saya agar menjaga kesehatan. ‘Lo jangan sakit ya’. Untuk saya, itu romantis banget,” urai Yos.
Menyikapi masa puber kedua Iwan, Yos juga punya resep jitu. “Kuncinya, jangan tinggalkan salat. Kalau puber, pasti dia ngomongin perempuan lain dong. Kalau sudah begitu, saya hanya bisa menunjukkan kalau saya enggak suka. Tapi, enggak pakai ngomel-ngomel lo,” kata Yos, yang berusia satu tahun lebih tua dari suaminya.
Iwan kemudian menimpali ucapan sang istri dengan sebuah harapan yang tanpa diembel-embeli angan setinggi langit. “Mudah-mudahan keluarga kita tetap utuh. Ya…, enggak tahu juga sih. Cinta itu kan misteri. Kebetulan keyakinan saya Islam, di mana ruang-ruang untuk berpoligami itu terbuka cukup lebar. Tapi, kalau Yos enggak mengizinkan, kan enggak bisa,” katanya.

Iwan Fals vs Slank, Belum Ada yang Sedahsyat Mereka…

mulai dipasang 8 juli 2012 - berakhir Tanggal 8 November 2012

“Apapun makanannya, minumnya Teh Botol S**RO!” Beberapa tahun lalu, slogan salah satu minuman terkenal di Indonesia itu sangat happening. Slogan itu seperti menyadarkan semua orang dengan kebiasaan mereka yang walaupun memiliki makanan favoritnya masing-masing, mereka satu suara: minumannya tetap Teh Botol S**RO. Walaupun sudah banyak merek-merek teh lain, tak ada yang bisa mengalahkan nama besarnya. Hmm…Percaya nggak kalau slogan yang sama bisa digunakan untuk menyebut fenomena yang terjadi pada konser-konser musik di Indonesia?
Perhatikan saja…nyaris di setiap pagelaran musik (yang mungkin kita lihat secara live atau lewat TV), apapun band yang tampil, siapapun penyanyi yang unjuk gigi, diantara ribuan penonton yang berjingkrakan, dua bendera kerap dikibarkan di tengah-tengahnya, bendera SLANK, dan bendera Oi. Hmm…Band-band baru bermunculan, musisi-musisi baru berdatangan, tapi, ibarat Teh Botol S**Ro yang sudah begitu melegenda, SLANK dan Iwan Fals takkan mungkin tergeser dari hati setiap penggemarnya. Betapapun merk-merk baru mencoba menggoda dan mengalihkan perhatian, manisnya takkan terganti.
SLANK dan Iwan Fals memang pantas disebut fenomena. Sampai saat ini, belum ada musisi yang punya penggemar fanatik sebanyak yang mereka miliki. Tak percaya? Hitung-hitunganan data akan membuktikan itu. Hingga saat ini SLANK punya fans club yang berdiri di 98 kota di Indonesia dengan anggota resmi hampir satu juta orang. Kalau penggemar Iwan Fals yang resmi bergabung dengan Yayasan Orang Indonesia (atau lebih familiar dengan sebutan Oi) anggotanya memang hanya 350.000 orang, namun mereka punya angka perkiraan untuk jumlah fals mania (fans Iwan Fals yang belum bergabung dengan Oi), yaitu sekitar 6 juta orang. ”Angka tersebut kita dapat dari rata-rata jumlah fals mania yang datang di setiap acara konser Iwan Fals,” begitu kata Hafiz, Ketua I Badan Pengurus Oi Pusat.

Tidak Sekedar Kumpul-kumpul
Yang luar biasa dari penggemar fanatik itu bukan hanya jumlahnya, tapi apa yang mereka lakukan. Bunda Iffet, manager sekaligus ibunda Bimbim (drummer SLANK) yang pertama mencetuskan pembentukan Slank Fans Club (SFC) boleh berbangga hati dengan anak-anak binaannya. Mereka bukan hanya sekedar fans-fans yang senang kumpul-kumpul untuk dengar musik, tapi mereka berkumpul untuk melakukan sesuatu yang positif. Sejak berdiri tahun 2004, para anggota SFC sering diperbantukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban konser SLANK di seluruh Indonesia.
Hingga sekarang, SFC pusat berkembang menjadi badan usaha swasta mandiri yang memproduksi pernak-pernik SLANK dengan merekrut karyawan dari kalangan Slankers sendiri. Laskar yang mereka bentuk dengan nama Bidadari Penyelamat juga aktif menyalurkan tenaga dan pemikiran mereka untuk membantu korban-korban bencana alam di Indonesia, bahkan menyediakan mobil jenazah gratis untuk digunakan masyarakat yang membutuhkan.
Hal yang sama terjadi juga pada Oi. Yayasan Orang Indonesia punya konsep khusus untuk membina para penggemar fanatik Iwan Fals tersebut. Mereka menyebut program pembinaan tersebut sebagai SOPAN, yaitu Seni, Olahraga, Pendidikan, Akhlak, dan Niaga. Sesuai namanya, kegiatan-kegiatan mereka diarahkan untuk bisa mengembangkan karakter, dan kemampuan mereka dalam bidang tersebut, dan tentu saja kemampuan dalam bidang entrepreneurship. Seperti halnya Slankers, Oi pun mengembangkan kreativitasnya dengan memproduksi dan memasarkan pernak-pernik khas Iwan Fals.
Bukti Cinta Mereka
Yang namanya fans, ada saja kelakuannya. Sekelompok Slankers di wilayah Anyer pernah digiring ke kantor polisi karena dinilai melanggar Undang-Undang Lambang Negara no 127/1958 tentang penodaan dan perusakan lambang negara. Lho-lho, memangnya kenapa? Ternyata, saking kreatifnya dan cintanya mereka pada Slank, mereka menyablon lambang SLANK di atas bendera merah putih. Abdee, salah satu personil SLANK menilai itu adalah salah satu bentuk nasionalisme mereka karena SLANK memang tak pernah berhenti mengajak para Slankers untuk bangga terhadap bangsa mereka sendiri.
Kecintaan Slankers pada SLANK pun membuat mereka tergerak dengan banyak hal yang dilakukan idolanya. Bukan hanya masalah penampilan, tapi juga prinsip dan gaya hidup. Ketika para personil SLANK berani mengakui ‘keakraban’ mereka dengan zat psikotropika dan memutuskan untuk sembuh, langkah itu pun diikuti oleh Slankers. Dalam salah satu momen peringatan Hari Antimadat sedunia, SLANK mengkampanyekan perang terhadap narkoba, dan dalam momen-momen tersebut, setidaknya 600 Slankers mendaftar untuk ikut program rehabilitasi dan bertekad untuk berhenti menggunakan obat-obatan terlarang itu.
Oi pun tak kalah cinta pada sang idola. Selain selalu mengibarkan bendera Oi di pertunjukan musik manapun (bahkan yang tidak ada Iwan Falsnya), secara rutin mereka mengadakan Jambore Oi yang menjadi ajang para Oi untuk unjuk gigi memperlihatkan hasil pembinaan konsep SOPAN dan menggelar berbagai kegiatan positif lainnya. Sadar tentang betapa kuatnya pengaruh Iwan Fals pada Oi, tak jarang para politikus berusaha untuk menggandeng Oi dan mengajak mereka untuk ikut berpolitik. Tapi, menurut Hafiz lagi, Oi tetap memutuskan untuk menjadi organisasi massa saja karena selain tetap bisa berada pada posisi netral untuk mengkritisi berbagai isu-isu yang berkembang di negara ini, menjadi organisasi massa akan lebih bermanfaat bagi masyarakat luas bila dibandingkan sebagai organisasi politik seperti Partai.
Mengapa?
Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa cinta Slankers dan Oi bisa sebesar itu? Secara ilmiah, musik memang terbukti memiliki pengaruh motorik fisik yang bisa berpengaruh juga pada sisi psikologis. Selain kemasan melodi yang khas, dan kharisma yang mereka punya, apa yang disuguhkan oleh SLANK dan Iwan Fals dianggap menyentuh segi-segi kehidupan yang selama ini terabaikan. Mereka banyak menyuarakan hal-hal yang kecil yang selama ini luput dari perhatian banyak orang. Lirik-lirik sederhana yang mereka buat dianggap mewakili kaum marjinal. Yang jelas, dalam banyak momen, cara mereka berinteraksi dengan para penggemarnya, menganggap mereka sebagai sahabat untuk berdiskusi, dan tanpa ada batasan idola-penggemar bisa melengkapi berbagai alasan mengapa mereka begitu dicintai. Jadi, betapapun yang muda-muda bermunculan, tetap belum ada yang sedahsyat mereka.

Resep Bugar Ala Iwan Fals

mulai dipasang 8 juli 2012 - berakhir Tanggal 8 November 2012

Virgiawan Listanto atau lebih populer disapa Iwan Fals telah menorehkan karya yang fenomenal dalam dunia musik tanah air. Ratusan lagu telah ia lahirkan. Bahkan sampai saat ini, Iwan tidak berhenti untuk terus berkarya.

Lahir pada 3 September 1961, kini Iwan menapaki usia hampir setengah abad. Sebuah usia yang tidak muda lagi. Tentu saja, mau tidak mau kualitas vokalnya sebagai seorang musisi akan mengalami penurunan.

Lantas bagaimana pecinta olahraga karate ini mensiasatinya? "Sering latihan aja, sering nyanyi, kalau serak biasanya saya pakai jeruk nipis sama kecap dicampur. Minum kencur juga bagus," kata Iwan saat ditemui di Studio Elang Perkasa Film, di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Untuk menjaga aset berharga miliknya itu Iwan memang memilih cara yang sederhana. Hanya jika dalam kondisi memaksa saja ia bersedia minum obat dari dokter. "Kalau memang sudah serak benar mau apa lagi, ya pakai antibiotik, pergi ke dokter," kata Iwan sambil tertawa.

Pria yang pernah menjadi cover majalah Time Asia ini tidak jarang mendapat pertanyaan dari fansnya terkait suaranya yang tidak sekuat dahulu. Tapi tentu saja ia tidak risau karena itu sesuatu yang alamiah.

"Kadang dibilang, 'Wah bang Iwan sudah nggak kuat suara tinggi lagi.' Macam-macam orang-orang ngomongnya. Tapi manggung tetap jalan karena itu kan rezeki, asal ada waktu dan saya bisa istirahat tentu saya ambil," kata Iwan.

Lalu, untuk persoalan menjaga stamina tubuh. Iwan juga punya resep sendiri. Dia rajin karate untuk menjaga kebugaran tubuhnya. "Kan enak bisa keluar keringat, tapi nggak bisa keras lagi," tambah Iwan.

Dalam seminggu, Iwan bisa berkarate sebanyak tiga kali. Selain itu kini ia sudah disiplin memeriksakan diri ke dokter untuk check up kesehatan.

Sejak menginjak usia empat puluh tahun, Iwan sudah mulai rajin menjaga kesehatan. Karenanya, begitu terasa lelah ia tidak ingin memaksakan diri. "Setiap selesai tampil dan lelah, saya selalu istirahat dan tidur secara teratur. Dan tidak lupa makan teratur," ujarnya. [VIVAnews] ***

Source: iwan-fals.blogspot.com

Iwan Fals Menanam Sayur, Buah, dan Padi di Sekitar Rumahnya

mulai dipasang 8 juli 2012 - berakhir Tanggal 8 November 2012

Iwan Fals Menanam Sayur, Buah, dan Padi di Sekitar Rumahnya
Iwan Fals (51), salah satu penyanyi yang berusaha konsisten terhadap apa yang dinyanyikannya. Lirik lagu yang ditulis mencerminkan kondisi aktual pria bernama asli Virgiawan Listanto ini.
Di album terakhir Iwan Fals yang berjudul Keseimbangan, misalnya, Iwan lebih banyak menulis syair tentang pohon, tentang menanam, dan tentang pentingnya pohon bagi kehidupan.
Itu pula yang jadi perhatian dan kegelisahan Iwan selama beberapa tahun belakangan ini. Pentingnya menjaga lingkungan hidup dan gaya hidup yang serba alami sudah lama disadarinya. Gaya hidup alami itu tecermin dari segala aktivitasnya. Dalam menjaga kesehatan dan kebugaran, misalnya, selain tetap berolah raga, Iwan rajin mengonsumsi ramuan segar resep ibundanya, berupa minuman kunyit dan susu sapi.
Obat-obatan yang dikonsumsi Iwan juga lebih banyak herbal. Bahkan untuk kebutuhan sayur-mayur, Iwan Fals tak perlu belanja ke pasar. Iwan cukup memetiknya dari kebun di sekitar rumahnya kawasan Cimanggis, Bogor. Bukan hanya sayuran, buah-buahan dan tanaman obat-obatan juga banyak. Untuk buah-buahan, jenisnya lumanyan banyak. Dari mangga, jambu air, jambu biji, rambutan, jamblang, jeruk, pepaya, dan kelapa. Hampir setiap musim buah, Iwan juga panen buah. Sementara di kebun yang lain yang luasnya sekitar 10 hektar, Iwan juga menanam padi, jagung, dan palawija.
Gaya hidup Iwan yang alami ini, menurutnya, solusi dari banyak persoalan. “Banyak persoalan hidup bangsa dan dunia itu bisa diselesaikan dengan cara menanam pohon. Gaya hidup yang lebih pro lingkungan hidup sedikit banyak sangat membantu kelestarian alam. Yang pada gilirannya juga ikut memperpanjang umur bumi. Indonesia dikaruniai tanah yang subur. Ikan yang banyak. Kata Koes Plus, Indonesia itu tanah surga. Tongkat kayu jadi tanaman, lautannya kolam susu,” ungkap pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961 ini.
Dengan anugerah itu, mestinya kita bisa hidup serbakecukupan. Tapi kenapa kemiskinan masih banyak? Kenapa penganggur masih banyak? Karena menurutnya, Indonesia tidak mempertahankan jati diri sebagai negara yang hidup dengan bercocok tanam. Dengan kembali menjadi nelayan, petani, taraf hidup bisa naik. Sementara jarang yang berpikir tentang kebutuhan oksigen. Hutan ditebang, tanah kering kerontang, mengganggu keseimbangan alam.
Banyak keuntungan dari menanam pohon. Dengan menanam satu pohon saja, misalnya, berarti menyiapkan kebutuhan oksigen. Belum lagi dimanfaatkan buah, daun, dan kayunya. “Satu pohon bisa menyuplai oksigen untuk dua orang,” tutur Iwan. Pupuk yang digunakan untuk memupuk tanaman di sekitar rumahnya juga organik, kompos dan pupuk kandang.

Iwan Fals, Sekolah Belum Membuat Anak Jadi Kreatif

mulai dipasang 8 juli 2012 - berakhir Tanggal 8 November 2012

Bagi sebagian kalangan sistem pendidikan belum berhasil mengajak anak didik menjadi lebih kreatif, unsur menghafal materi lebih menjadi perhatian utama dibanding proses pengembangan kreativitas. Hal ini terbukti dengan apa yang pernah dialami oleh penyanyi senior Iwan Fals terhadap anaknya.
"Pernah saya punya pengalaman pribadi. Zaman anak saya belum sekolah. Berbakat sekali dalam musik. Bahkan ketika ditelepon itu bisa menjadi nada musik suaranya. Bikin ritme saat ngomong. Itu bisa, nyambung. Kita bermain dan lama. Tapi begitu mulai sekolah, hilang itu semua. Apa namanya itu? malu. Yang salah saya atau sekolahnya? Harusnya kan lebih berani," terang Iwan saat ditemui di rumahnya.
Iwan Fals bersama sejumlah Seto Mulyadi (Kak Seto) dan Yayasan Berkat Alfa Omega Indonesia, menggelar aksi sosial home schooling untuk anak jalanan di kediamannya, Leuwinanggung, Cimanggis, Depok, Selasa (21/7). Acara ini juga melibatkan Alena, salah satu selebritis yang memiliki perhatian pada pendidikan anak jalanan melalui home schooling.
Menghadapi anaknya itu penyanyi pemilik nama Virgiawan Listanto itu mengajak para orang tua untuk peduli pada hak-hak anak.
"Waktu sebelum sekolah begitu lepas dan peka, tapi begitu masuk sekolah kok mulai malu dan nggak pede, itu mungkin. Sesibuk apapun, untuk anak kasih waktu deh. Butuh kerja sama orang-orang dewasa," pungkasnya.  

Cikal Tak Mau Ikuti Jejak Iwan Fals

mulai dipasang 8 juli 2012 - berakhir Tanggal 8 November 2012



Kapanlagi.com - Penyanyi Iwan Fals dikenal sebagai sosok legendaris dalam lagu-lagu balada yang dibawakannya. Namun di rumah, dirinya adalah ayah bagi dua anaknya, Annisa Cikal Rambu Basae dan Rayya Rambu Robbani, serta suami bagi Rossana."Papa juga sering minta saran sama gue soal lagu, bagus apa engga, di situ gue tahu proses pembuatan lagu seperti apa," ungkap Cikal, anak kedua Iwan Fals setelah almarhum Galang Rambu Anarki, mengisahkan kedekatan sang ayah.
Sebagai seorang ayah, menurut Cikal, Iwan Fals tidak pernah memaksakan anaknya untuk menjadi apa. Bahkan perempuan yang lulusan London School itu dan sempat sekolah khusus kuliner itu, mengaku tidak akan mengikuti jejak ayahnya sebagai penyanyi balada.
"Gue pikir papa nggak nyaranin dan nggak ngeharusin ngikutin dia, jadi gue bebas berekspresi," tegas perempuan kelahiran 3 Januari 1985 itu.
Cikal sendiri memiliki hobby menurun dari ayahnya, yakni menulis lagu. Namun dirinya lebih memilih lagu beraliran hip-hop, dan berencana merilis karya-karya tersebut.
"Gue emang suka bikin lagu, tapi nggak seperti lagu papa, gue lebih idealis sendiri seperti hip hop. Ada rencana ke depan gue ingin bikin lagu hip hop," pungkasnya.  (kpl/gum/dar)

MISTERI KEMATIAN GALANG RAMBU ANARKI

mulai dipasang 8 juli 2012 - berakhir Tanggal 8 November 2012

Misteri Kematian Galang Rambu Anarki - Pada tanggal 25 April 1997 duka menyelimuti keluarga Iwan Fals. Anak lelaki pertamanya yg bernama Galang Rambu Anarki tlh berpulang ke Rahmatullah. Galang ditemukan tdk bernyawa di kamarnya. Menurut keterangan pihak keluarga, Galang menderita penyakit asma yg akut. Sementara itu pers mengaitkan kematianya dgn penyalahgunaan NARKOBA :yikes: Galang meninggal dlm usia 15 thn.


Galang mengikuti jejak ayahnya sbg seorang pemusik. Namun ia lbh memilih tdk berdiri dibawah nama besar ayahnya. Ia bergabung bersama BUNGA sbg gitaris & mengeluarkan album 'JANGAN KAU PERGI'. Sayangnya, Galang belum sempat melihat albumnya dirilis... kematian terlalu cepat menjemputnya..


berita2 yang terkait dengan kematian Galang :



















Sumber : http://www.indonesiaindonesia.com/f/58816-misteri-kematian-galang-rambu-anarki/

Asal-Usul Logo OI

mulai dipasang 8 juli 2012 - berakhir Tanggal 8 November 2012

Logo dan bendera Oi telah menjadi magis. Tak hanya dalam konser Iwan Fals, bahkan bendera Oi seringkali berkibar-kibar dengan perkasa di saat konser penyanyi lain. Logo Oi sudah menjadi identitas bagi mereka yang mencintai karya-karya Iwan Fals, juga bagi mereka yang menjadikan kesenian sebagai salah satu sarana untuk memaknai kehidupan, untuk menemukan makna kehidupan.
Logo Oi memiliki format standar. Dalam beberapa kesempatan sering ditemui logo Oi yang tidak standar. Format standar logo Oi dapat diklik pada gambar logo Oi untuk memperbesar.
Lomba Desain Logo Oi yang diselenggarakan oleh Yayasan Orang Indonesia (YOI) diikuti ratusan peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999 di Desa Leuwinanggung No 19, Cimanggis, Depok, Jawa Barat (Kediaman Iwan Fals) pada hari Minggu (15/8/1999) dan Senin (16/8/1999). Setiap peserta maksimal membawa 2 buah karya logo Oi.
Dalam Lomba Desain Logo Oi terpilih 2 Logo Oi karya HiO Ariyanto dari Oi Bento House Solo sebagai Juara I dan II. Penentuan pemenang Lomba Logo Oi sebagai Juara I dan II ditentukan oleh para peserta Peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999 melalui polling dan pemilihan oleh semua peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999.
Logo Oi karya HiO Ariyanto yang mendapat Juara I, mulai 16 Agustus 1999 (bertepatan dengan Hari Jadi Oi) dipergunakan sebagai logo resmi Organisasi Penggemar Iwan Fals atau biasa disebut Oi. Selain itu, dalam Silaturahmi Nasional Oi 1999 Lagu “Oi” karya Digo Dzulkifli dari Oi Bandung terpilih sebagai Pemenang Lomba Cipta Lagu Mars Oi. Dan ditetapkan sebagai Lagu Mars Oi.
- dikutip dari beberapa sumber.

IWAN FALS: Legenda Hidup Musik Tanah Air

mulai dipasang 8 juli 2012 - berakhir Tanggal 8 November 2012

Nggak tau Iwan Fals..????? NDEESOOO. lagian siapa juga yang tidak kenal dengan sosok yang aktif menyindir pemerintah dengan lagu yang dibawakan. Iwan Fals (Virgiawan Listanto lahir di Jakarta, 3 September 1961; umur 50 tahun) adalah seorang Penyanyi beraliran balada dan Country yang
menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia.
Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang, serta kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu sendiri. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Namun demikian, Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya sendiri tetapi juga sejumlah pencipta lain.
Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.
Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui setiap penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke manca negara.  
BIOGRAFI
Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalam paduan suara sekolah.
Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.
Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.
Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.
Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal kariernya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album.  
Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara.    Beberapa konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.
Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru. Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror.    Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karier Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.  
Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan di sela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personel SWAMI.
Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser. Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan fals maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.  
KELUARGA
Iwan lahir dari Lies (ibu) dan mempunyai ayah sucipto (kolonel Anumerta). Iwan menikahi Rosana (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Bassae, dan Raya Rambu Rabbani.
Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trademark ayahnya. Galang kemudian menjadi drummer kelompok DEMIT dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya tahun 1997.
Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1982 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1982).
Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anisa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan. Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa.
Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok Jawa Barat. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri Dan Mencoba Bermain IRC dan ikut masuk Dalam Kelompok Gang IRC DEMIT dan sering menghabiskan waktu untuk ngeflood bersama 2 partnernya yaitu TObeenkz ILerz Dan SkYrIDerS di berbagai Server Di IRC, Alhasil dia pun akhirnya sering DC (dibaca DiSi = Disconnected) dan Jadi Buronan CopIRC.
Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri karna sering DC jadi buronan CopIRC setelah itu dia pun mulai bangkit dengan munculnya album Suara Hati DEMIT yang didalamnya terdapat lagu Hadapi Saja CopIRC yang bercerita tentang dibalik Aksi serangan serangan yang selalu diluncurkan oleh DEMIT crewz dalam menghadapi CopIRC . Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.
Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki, warna dan gaya bermusik Iwan Fals terasa berbeda. Dia tidak segarang dan seliar dahulu. Lirik-lirik lagunya terkesan lebih dewasa dan puitis.    Iwan Fals juga sempat membawakan lagu-lagu bertema cinta baik karangannya sendiri maupun dari orang lain.
Pada tanggal 22 Januari 2003, Iwan Fals dianugrahi seorang anak lelaki yang diberi nama Raya Rambu Rabbani. Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti almarhum Galang Rambu Anarki dan banyak memberi inspirasi dalam dunia musik seorang Iwan Fals.  
Di luar musik dan lirik, penampilan Iwan Fals juga berubah total. Saat putra pertamanya meninggal dunia Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir juga kumis dan jenggot yang dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal.
Peranan istrinya juga menjadi penting sejak putra pertamanya tiada. Rosana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM), Fals lebih profesional dalam berkarier. alasan saya mengidolakannya adalah : beliau dapat "membaca"permasalahan yang ada dan dapat menyampaiannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk musi yang dapat dimrngerti dengan mudah serta beliau dapat dijadikan inspirasi bagi kalangan yang disebut anti kemapanan.

FAKTA-FAKTA UNIK SANG LEGENDA : IWAN FALS ! CEKIDOT !

mulai dipasang 8 juli 2012 - berakhir Tanggal 8 November 2012

DAMAI KAMI SEPANJANG HARI..

hehe,itu kata" yang terlintas dari lagu beliau dan juga menjadi salah satu judul film tentang beliau tahun 1985..

nah agan-agan ane sekarang mau buat trit tentang fakta-fakta unik tentang beliau..
yah apabila repost ya maafkan ane ya gan


jadi mari kita mulai saja gan


Quote:1. Beberapa Kali Ganti Nama

Sebelum tenar dengan nama Iwan Fals, beliau beberapa kali mengganti ejaan nama. Pada 1979 pada album Canda Dalam Nada dengan ejaan IWAN FALES. Kemudian berubah menjadi IWAN FALLS, sebelum kemudian menjadi IWAN FALS sampai sekarang.

2. Nama Islam Iwan Fals

Dalam perjalanan Extraligi di Jawa tahun 2011, Iwan Fals diberi nama Islam oleh salah satu pimpinan pondok pesantren. Muhammad ridwan Al Falsabi,Inilah nama yang diberikan. Selain memberi nama, Iwan Fals juga diberi lahan atau semacam tanah wakaf jika akan mendirikan pesantren dan pesantren itu akan diberi nama Pesantren AL FALS.

3. Oi Bukan Singkatan ‘Orang Indonesia’

Untuk mewadahi penggemar dibentuk Oi dengan badan hukum sebagai ormas. Karena Oi berada di bawah naungan Yayasan Orang Indonesia, banyak yang mengartikan Oi adalah singkatan dari Orang Indonesia. Padahal Oi diambil dari kata seruan Iwan Fals saat menyapa penggemarnya. Karena tidak hafal nama-nama penggemarnya, dia menyapa dengan “Oi…”

4. Pernah Bikin Partai

Terinspirasi kehidupan para tikus got yang hidup di tempat kumuh, diburu, dibunuh, dan dimusuhi, tetapi tetap bertahan dan terus berkembang biak. Iwan Fals mencetuskan berdirinya sebuah partai. Partai Tikus Got, namanya. Didirikan pada tahun 1998 dan partai ini tidak penah ikut pemilu karena tidak pernah didaftarkan.

5. Tidak Boleh Ada Nama Produk Diatas Panggung

Iwan Fals tidak pernah mengijinkan nama produk apapun di panggungnya. Bahkan nama produk sponsor pun hanya diijinkan maksimal di depan bawah panggung. Merk alat musik pun ditempel lakban. Ini karena beliau memegang prinsip panggung adalah wilayah seniman.

6. Lupa Memainkan Harmonika Di Album 'Manusia ½ Dewa'

Album Manusia ½ Dewa yang diedarkan tahun 2003 menampilkan nyanyian Iwan Fals yang hanya diiringi gitar bolong. Ternyata beliau lupa memainkan harmonikanya dan kesalahan ini baru disadari ketika album sudah siap edar. Akhirnya album ini tetap tanpa iringan harmonika.dan tetap asyikkk.

7. Pernah Akan Membakar Master Album 'Hijau'

Karena marah lantaran persyaratan dari sebuah perusahaan rekaman, Iwan Fals mengancam akan membakar master album ini.

9. Salah Tulis Di Cover Album 'Sumbang'

Pada album Sumbang ada sebuah lagu yang berjudul “Jendela Kelas”. Tapi dalam cover tertulis “Jendela Kelas 1”. Ternyata angka 1 adalah nomer urut lagu. Tapi dengan judul baru ini ternyata isi lagu malah lebih mengena.

10. Lagu Annisa Tidak Ada Tapi Ikut Tertulis Di Cover Kaset

Pada album Aku Sayang Kamu yang pertama, tertulis judul lagu Annisa. Ternyata dalam kaset tak pernah ada lagu tersebut. Lagu Annisa memang sudah direkam dan masuk master. Tapi entah kenapa ‘kelupaan’ dimasukkan ke album ini.


Nah segitu dulu nih gan yang ane bisa kasih,kalo boleh dong dibagi

tapi jangan dikasih


nanti ane apdet kalo ada bahan lagi ya gan
Quote:
11. Membintangi Film Dengan Proses Produksi Terlama

Film ‘Kantata Takwa’ garapan Eros Djarot dan Gotot Prakosa tercatat menjadi film dalam negeri dengan proses terlama yaitu 17 tahun. Proses film ini dimulai tahun 1991 dan selesai 2008. Iwan Fals beradu akting dengan teman-teman di SWAMI dan KANTATA TAKWA dalam film dengan balutan teatrikal dan musikal ini.


12. Konser Dengan Penonton Terbesar

Konser Kantata Takwa tahun 1991 di Stadion Utama Senayan tercatat konser dengan penonton terbanyak di Indonesia, yang belum terpecahkan. Tercatat 150 ribu penonton memadati stadion. Bahkan ada yang naik ke atap stadion (apa yang bisa dilihat dari atap ya? ). Selain jumlah penonton yang spektakuler, konser ini juga menggunakan tata cahaya yang spektakuler pada masa itu. Tata cahaya ini pertama kali digunakan dalam konser musik dalam negeri dan kualitasnya sama dengan yang dipakai grup band Metallica. Suasana penontonpun tak kalah spektakuler. Histeria penonton terlihat sepanjang pertunjukan. Bahkan ada seorang penonton yang pingsan dengan kepala bocor kena lemparan sebotol bir yang masih penuh. Fanatisme memang selalu berdekatan dengan kehebohan.

13. Memukul Penggemar

Pada konser Kantata Takwa - Samsara tahun 1998, saat dinyanyikan lagu Asmaragama situasi sudah tak terkendali. Puluhan penonton naik panggung dan ada yang berusaha memeluk idola. Merasa terganggu dengan ulah penggemar ini, Iwan Fals yang dalam posisi menyanyi memukulnya. Kontan saja sang penggemar tersungkur dan langsung tahu diri dan lari menepi. Dalam konser ini keamanan dinilai terlambat datang. Bagaimana tidak, keamanan datang beberapa jam sebelum konser dimulai. Padahal penonton sudah berdatangan 2 hari sebelumnya. Penonton dari daerah datang beberapa hari sebelumnya dan mendirikan tenda di sekitar panggung pada lokasi yang seharusnya steril. Beginilah jika fanatisme sudah memuncak.

14. Asal Usul Memakai Peci Saat Konser Kemanusiaan Di Lebak Bulus 1993

Saat akan naik panggung Iwan Fals akan mengikat rambut dengan karet, dua kali karet putus. Saat akan mengikat dengan karet ketiga dia berkata, “kalo ini putus lagi berarti karena kalian”, kepada penonton. Karet pun putus dan disambut teriakan histeris dari penonton. Akhirnya salah seorang panitia meminjamkan peci yang dikenakan sepanjang konser. Kata-kata yang masih teringat adalah saat terjadi sedikit kericuhan.Iwan Fals berteriak, “ sambil nunggu magrib jangan berkelahi! ”


15. Asal Usul Memakai Sarung Pada Konser Jambore Oi 2000

Saat akan naik panggung celananya basah ketumpahan kopi. Akhirnya dia pinjam sarung panitia untuk mengganti celananya. Habis panitia gak ada yang bersedia meminjamkan celana.

16. Dapat Uang Receh Satu Ember Dari Penonton

Saat konser di Bandung di tahun 90-an Iwan Fals menyanyikan lagu ‘Pesawat Tempur’ pada syair "…Penguasa… Penguasa…. Berilah hambamu uang…." Maka secara spontan penonton melempar koin ke panggung. Saat konser usai panitia mengumpulkan koin tersebut dan terkumpul satu ember.

17. Main Dengan Gitar 4 Senar

Saat mengisi suatu acara di Semarang dua senar gitarnya putus dan pertunjukan tetap berlanjut dengan hanya memainkan gitar dengan 4 senar. Padahal Iwan Fals tampil sendirian dan tanpa band pengiring. Hanya diiringi petikan gitar dan tiupan harmonika. Tapi penonton tetap antusias sampai acara bubar.

18. Tidak Mau Difoto Untuk Cover Album Hijau

Dik Doang yang dipercaya menggarap cover album ini dibikin pusing karena Iwan Fals tak mau menuruti arahannya saat akan diambil gambar. Alhasil dia cuma bisa mengambil gambar Iwan Fals saat melingkarkan jari di mata seperti orang sedang meneropong. "Mau difoto malah ngeledek",gumam Dik Doang.

19. Pada Album ‘Anak Wayang’, Isi Side A Sama Dengan Isi Side B

Ada seorang kawan dibuat malu oleh keadaan ini. Setelah beli kaset di toko dan diputar di rumah ternyata isi kaset side A sama dengan site B. Kemudian dia kembali ke toko untuk komplain. Dia bilang ini kaset palsu. Setelah diklarifikasi ternyata memang side A sama dengan side B. Dia pun keluar toko dengan menanggung malu hahaha.


20. Ada Banyak Lagu Yang Tidak Beredar

Iwan Fals punya puluhan lagu yang tidak diedarkan. Lagu ini kebanyakan derekam baik oleh Iwan Fals sendiri ataupun oleh para penggemar. Dulu Iwan Fals terkenal sangat dekat dengan penggemar dan dia sering memamerkan lagu barunya. Sebagian penggemar merekamnya dan sekarang menjadi koleksi langka bagi penggemar fanatiknya. Sebagian didapat dari “mencuri” pada saat pembuatan master yang tidak jadi diedarkan. Bahkan Iwan Fals pun sudah lupa kalo pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut. Beberapa judul lagu beliau yang tidak beredar seperti Kapal Bau Pesing,Pola Hidup Sederhana,Mbak Tini,Paman Zam,dan masih banyak lagi.
Quote:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com