Semasa hidupnya, Mantan Presiden Kedua Republik Indonesia sangat menggemari kayu cendana. Wangi yang ditimbulkan kayu ini memang sangat khas dan bisa membuat siapa saja terbuai.
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad.
Di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsem jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.
Konon saking gandrungnya dengan cendana, Soeharto menamai jalan di rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta dengan nama Cendana. Seperti diketahui, Soeharto tinggal di Menteng di Jalan Cendana. Bahkan tubuh Soeharto pun wangi cendana.
Hal ini seperti yang diungkapkan Erwan Juhara dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories' halaman 356. Pertama kalinya Erwan bertemu dengan Presiden Soeharto adalah pengalaman yang tidak terlupakan. Pertemuan pertama itu juga membuat kesan tersendiri dengan sosok Soeharto.
Erwan kala itu di tahun 1996 adalah seorang guru di SMA 1 Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Erwan kemudian mengikuti lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran tingkat nasional. Erwan pun terpilih sebagai nominasi dari 120 guru se-Indonesia dipanggil dan dikarantina di Taman Mini Indonesia Indah.
Erwan ditetapkan sebagai juara kategori SMA dan Muhammad Iqbal dari NTB juara untuk kategori guru SMP. Pada tanggal 26 November 1996, Iqbal menerima hadiah simbolis dari Presiden Soeharto dan Wapres Try Sutrisno. Saat itulah untuk pertama kalinya Erwan dan Iqbal bertemu bertatap muka bahkan sempat berbincang dengan penguasa orde baru itu.
"Iqbal lebih dahulu mencium tangan Soeharto dan berbicara sejenak kepadanya. Tiba giliran tangan saya mencium tangannya. Saya menghirup harum kayu cendana selain wangi tubuhSoeharto yang tidak bisa saya lupakan," ujar Erwan dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories' halaman 356.
Saat itu, Soeharto sempat berpesan kepada Erwan. Soeharto juga menyatakan kekagumannya kepada Erwan karena menjadi guru di usia relatif muda.
"Menjadi guru itu harus tekun ya. Kalau nanti wis teken, pastine tekan," ujar Soehartomenasihati Erwan kala itu.
Erwan hanya bisa tersenyum dan menjawab pendek. "Iya Pak," jawab Erwan.
Karena kecintaannya pada cendana, Soeharto tidak bisa dilepaskan dari kayu wangi itu. Dan hingga kini 'Cendana' sering digunakan oleh pers untuk menyebut sesuatu yang berkaitan dengan Soeharto. Hal ini karena rumah pribadi Soeharto beserta beberapa anaknya terletak di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat.
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad.
Di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsem jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.
Konon saking gandrungnya dengan cendana, Soeharto menamai jalan di rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta dengan nama Cendana. Seperti diketahui, Soeharto tinggal di Menteng di Jalan Cendana. Bahkan tubuh Soeharto pun wangi cendana.
Hal ini seperti yang diungkapkan Erwan Juhara dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories' halaman 356. Pertama kalinya Erwan bertemu dengan Presiden Soeharto adalah pengalaman yang tidak terlupakan. Pertemuan pertama itu juga membuat kesan tersendiri dengan sosok Soeharto.
Erwan kala itu di tahun 1996 adalah seorang guru di SMA 1 Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Erwan kemudian mengikuti lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran tingkat nasional. Erwan pun terpilih sebagai nominasi dari 120 guru se-Indonesia dipanggil dan dikarantina di Taman Mini Indonesia Indah.
Erwan ditetapkan sebagai juara kategori SMA dan Muhammad Iqbal dari NTB juara untuk kategori guru SMP. Pada tanggal 26 November 1996, Iqbal menerima hadiah simbolis dari Presiden Soeharto dan Wapres Try Sutrisno. Saat itulah untuk pertama kalinya Erwan dan Iqbal bertemu bertatap muka bahkan sempat berbincang dengan penguasa orde baru itu.
"Iqbal lebih dahulu mencium tangan Soeharto dan berbicara sejenak kepadanya. Tiba giliran tangan saya mencium tangannya. Saya menghirup harum kayu cendana selain wangi tubuhSoeharto yang tidak bisa saya lupakan," ujar Erwan dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories' halaman 356.
Saat itu, Soeharto sempat berpesan kepada Erwan. Soeharto juga menyatakan kekagumannya kepada Erwan karena menjadi guru di usia relatif muda.
"Menjadi guru itu harus tekun ya. Kalau nanti wis teken, pastine tekan," ujar Soehartomenasihati Erwan kala itu.
Erwan hanya bisa tersenyum dan menjawab pendek. "Iya Pak," jawab Erwan.
Karena kecintaannya pada cendana, Soeharto tidak bisa dilepaskan dari kayu wangi itu. Dan hingga kini 'Cendana' sering digunakan oleh pers untuk menyebut sesuatu yang berkaitan dengan Soeharto. Hal ini karena rumah pribadi Soeharto beserta beberapa anaknya terletak di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat.
0 komentar:
Posting Komentar